Belajar tentang Jurnalisme Investigasi
Topik 4 : Nilai Informasi
Pendahuluan
Banyak di bahas tentang informasi A1 di masyarakat.
Secara umum, informasi A1 dimaknai sebagai informasi yang valid dan bisa dipercaya kebenarannya. Penggunaan istilah ini lazim di masyarakat, ketika seseorang sedang mengabarkan sesuatu yang dia yakini benar terjadi.
Namun, dari mana sebenarnya istilah “info A1′ berasal? Asal mula penggunaan istilah ini bisa ditemukan di jurnal ilmiah berjudul The Admiralty Code: A Cognitive Tool for Self-Directed Learning tulisan James M. Hanson dari University of New South Wales, Sydney, Australia. Jurnal ini telah dipublikasikan di International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, pada November 2015 lalu, dan menjelaskan asal mula istilah “info A1”.
Istilah tersebut berasal dari Admiralty Code atau Kode Angkatan Laut yang awalnya digunakan oleh Angkatan Laut Inggris untuk menilai keabsahan bukti-bukti intelijen. Namun, kode itu saat ini digunakan secara luas, meliputi kepolisian, badan intelijen, dan organisasi pertahanan, termasuk militer Amerika Serikat.
Informasi
Informasi adalah bahan keterangan yang masih mentah dan memerlukan
pengolahan lebih lanjut.
Nilai informasi
Nilai informasi adalah penilaian suatu informasi secara efektif baik dari segi ketepatan, kebenaran, dapat dibuktikan adanya, tidak menduga duga, dan jelas.
Bagaimana cara menilai kualitas suatu informasi?
Menurut (Delone dan Mclean, 2003), untuk menilai suatu kualitas informasi dapat menggunakan lima dimensi yaitu
1. akurasi (accuracy),
2. ketepatan waktu (timeliness),
3. kelengkapan (completeness),
4. relevansi (relevance), dan
5. konsistensi (consistency).
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya
Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :
1. Mudah Diperoleh : Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh.
2. Luas dan Lengkap : Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi.
3. Ketelitian : Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi.
4. Kecocokan : Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi.
5. Ketepatan Waktu : Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu.
6. Kejelasan : Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.
7. Keluwesan : Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang
pengambil keputusan.
8. Dapat Dibuktikan : Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak Ada Prasangka : Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat Diukur : Sifat ini menunjukan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.
Kombinasi nIlai Informasi
Kepercayaan terhadap sumber
A dapat dipercaya sepenuhnya;
B bisa dapat dipercaya;
C agak dapat dipercaya;
D biasanya tidak dapat dipercaya;
E tidak dapat dipercaya; dan
F kepercayaan tidak dapat dinilai.
Kebenaran isi bahan keterangan meliputi:
1 dibenarkan oleh sumber lain;
2 sangat mungkin benar;
3 mungkin benar;
4 kebenarannya meragukan;
5 tidak mungkin benar; dan
6 kebenarannya tidak dapat dinilai.
Misal :
Informasi bernilai A1 tentu berbeda dengan informasi bernilai A2, begitu seterusnya
Sumber :
– Kompas
– wikipedia