Sumohai (dj-Pro.org) – Pdt Alfons Abner Reumi, Ketua Majelis Jemaat Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI-TP) Metanoia Sumohai mengatakan, kami atas nama gereja ini mengucap syukur dan berterimakasih kepada Tuhan, Kamis (26/10/2023).
Alfons mengatakan karena Tuhan menjaga GKI di Tanah Papua sampai saat ini, sehingga kami bisa merayakan usia ke 67 Tahun, sesungguhnya GKI berdiri dengan berbagai macam tantangan.
“Ketika injil masuk 5 Februari 1855 sampai GKI berdiri, terhitung 101 tahun. Ditengah berjalanan situasi yang tidak kondusif dan tidak menentu pada masa itu, tetapi GKI tetap berdiri menyatakan kuasa dan iman kepada Tuhan,” katanya.
Alfons menjelaskan sehingga ada kekuatan doa sesuai dengan firman Tuhan hari ini, mengenai doa Yesus bagi para murid. karena itu khotbah HUT ini difokuskan doa para leluhur dan pendahulu kami yang pernah menginjak kaki tanah ini.
“Dimulai dari Izak Samuel Kijne, Ottow dan Geissler, ketika menginjak kaki di Mansinam pada minggu pagi 05 Februari 1855 mengatakan, dengan nama Tuhan kami menginjak kaki di Tanah ini,” jelasnya.
Pdt Alfons menuturkan berarti tanah dan Gereja ini ada dalam doa, Tuhan memberkati sampai saat ini, kemudian doa Ottow walaupun mereka tidak menikmati hasil tetapi mereka percaya suatu waktu, rindu bertemu dengan salah seorang Papua di kerajaan sorga.
“Lalu doa Izak Samuel Kijne mengatakan walaupun orang pintar, mempunyai marifat memimpin sebagai pemimpin di negeri ini, tetapi suatu waktu anak-anak dari negeri ini akan bangkit memimpin negerinya sendiri,” tuturnya.
Dia mengungkapkan doa-doa ini memberikan kekuatan ditambah dengan doa perayaan ini, firman Tuhan yang datang dalam pelayanan di aras GKI, baik dalam doa nabi Mikha, nabi Habakuk dan doa Tuhan Yesus hari ini menjadi pokok pemberitaan injil.
“Kami sungguh bangga, karena itu GKI ingin mengarahkan kita sebagai umat Tuhan, selalu menaruh pengharapan dalam doa kepada Tuhan,” tuturnya.
Pdt menerangkan kita melakukan perayaan HUT untuk mengingatkan, jadi istilahnya kita mengucap syukur, mengingatkan dan merenungkan kembali bagaimana GKI bisa ke 67 Tahun.
“GKI berdiri di tengah semua yang ada itu, menjadi satu perenungan tersendiri, tetapi lewat firman tadi mengingatkan kita, untuk sebagimana doa para leluhur dan pendahulu, Tuhan mendengar dan memberkati GKI sampai saat ini,” terangnya.
Pdt berharap kedepan dalam kebersamaan sesuai Firman hari ini. mengandalkan Tuhan dalam doa, meminta kehadiran dan menjaga persekutuan dalam perbedaan ini.
“Perbedaan dalam bahasa, suku, ras tetapi lewat GKI kita dipersatukan, untuk tetap melayani Tuhan dengan harapan. Apapun yang terjadi jemaat Tuhan, klasis Yalimu Angguruk, para Pdt, hamba Tuhan, Penatua dan syamas tetap bersatu menjaga GKI di tanah Papua,” tutupnya. (0012Isak)