Yahukimo (dj-Pro) Esau Miram, ketua panitia konven pelayan wilayah X Gereja Kristen Injili di Tanah Papua mengatakan, kami telah melaksanakan konven pelayan wilayah X GKI Di Tanah Papua, Kamis (05/05/2023).
Walaupun keamanan di Yahukimo kurang kondusif tetapi selama 3 hari berjalan baik, pihaknya memberikan apresiasi kepada pimpinan sinode GKI di Tanah Papua, karena mendapat banyak hal belajar dalam momentum itu. Terutama para Pdt, guru jemaat, guru injil dan majelis jemaat wilayah pelayan X.
Miram menjelaskan kami menyambut secara positif, sehingga pelayan dapat dibina terkait pelayanan di tempat ia bertugas tetapi juga mereka mengikuti keputusan sidang sinode GKI ke 18 Waropen tahun 2022. Saat ini mengulas kembali untuk terapkan di setiap klasis dan jemaat.
“Memberikan rekomendasi kepada sinode GKI di tanah Papua. pertama memperhatikan nasib para penginjil yang melayani di wilayah pegunungan, baik itu kesejahteraan maupun pembinaan pengetahuan dalam pelayanan mereka,” jelas Miram.
Miram menuturkan selain itu memperhatikan sumber daya manusia di gereja itu, di Sekolah Tinggi Teologia Izaak S. Kijne, Guru jemaat Manokwari dan Sekolah Alkitab Apahapsili di aktifkan kembali yang sedang berjalan perlu di tingkatkan kualitas dan manajemen.
“Kedepan menjadi gereja yang mandiri, maju dan misioner, ini berada pada kader gereja GKI di tanah Papua. Maju dan mundur menjadi tanggungjawab bersama terlibat langsung maupun tidak,” tutur Miram.
Miram mengatakan sehingga ada regenerasi para pelayan memenuhi setiap klasis yang ada khususnya wilayah pelayanan di pegunungan.
Sementara itu Yudas Meage, Anggota Badan Pekerja Universal (BP Am) sinode Wilayah X menuturkan, penutupan konven pelayan wilayah X ini terakhir di seluruh tanah Papua, laksanakan di jemaat GKI metanoia Sumohai (Dekai) Yahukimo.
“Konven wilayah dan temu raya majelis tahun 2023, nanti akan melanjutkan temu raya majelis sesudah konven ini, jadi ini membantu kami. Sehingga tidak terlambat lagi akan melakukan temu raya majelis,” tutur Meage.
Meage menjelaskan seluruh tanah Papua tata gereja dan pedoman pelayanan GKI tetap satu. Tetapi selama ini sedikit berbeda di seluruh wilayah pelayanan tanah Papua. Karena itu harus ada penyeragaman pelayanan pedoman dan rencana strategis untuk 25 tahun kedepan.
“Misalnya seperti di sorong sama dengan Sumohai (dekai) di jelaskan di konven ini sehingga Pdt, guru jemaat, guru injil dan jemaat mempunyai pemahaman yang sama pada pemberlakuan tata Gereja GKI di tanah Papua,” jelas Meage.
Meage mengungkapkan penginjilan itu sebenarnya secara komprehensif bidang pekabaran injil berjalan, tetapi bidang kesehatan, pertukangan, pertanian berjalan masa lalu. Angguruk pusat pertanian, Apahapsili pusat pertukangan, penginjilan dan menyiapkan kader masa depan berpola asrama.
“GKI memulai pekabaran injil cara komprehensif, wilayah pelayanan X di mulai seperti itu, tetapi kita melihat saat ini dengan perkembangan teknologi, sedikit suram bidang-bidang itu tidak aktif lagi, tetapi penginjilan tetap berjalan, itu yang di lakukan daerah pekabaran injil,” pungkasnya (0012Isak)