Kontingen etnis Dayak Agabag hadiri ulang tahun Kaltara ke – 11

Tanjung Selor, (Kabar-nusantara.com), ratusan masyarakat etnis Dayak Agabag terdiri dari tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh pendidik, ASN, politisi, mahasiswa dan pelajar menghadiri ulang tahun Kalimantan Utara ke-11

Kehadiran masyarakat adat Agabag ini bukan hanya karena ada undangan Pemprov kaltara tapi juga ikut memeriahkan menampilkan budaya kukuy yang dibawakan putra putri tanjung hulu dan intin. Dan di inisiasi dewan adat Agabag.

Selain kukuy, para mahasiswa dan pelajar kabupaten Nunukan membawakan tarian gong kreasi, dan penampilan meriah sumazau artis Agabag Manroy dan Ras Batikin berjudul (Kaltara di Hati).

Jukili, koordinator kontingen Agabag pada media ini mengatakan; etnis Agabag mengawali dengan melantunkan kukuy prosesi adat lumulu sambil membaca doa adat dengan ritual Sabak (sesajian) yang dilakukan pangeran Bakumpul, tujuannya untuk mendoakan para pemimpin kaltara dan kabupaten Nunukan supaya selalu diberikan kesehatan, keadilan serta kebijaksanaan. Ritual doa adat juga sebagai bentuk komunikasi dengan para leluhur untuk memohon pertolongan dan perlindungan kontingen etnis Agabag yang akan kembali ketempat masing masing, setelah itu ada kukuy, tari gong, dan sumazau, kata Jukili.

Pada kesempatan yang sama, ketua ikatan intelektual Dayak Agabag (IIDA) Alson, S,sos, MSI menambahkan bahwa tampilan budaya sangat bermakna dalam, apalagi bertepatan dengan momentum ulang tahun Kalimantan Utara, berbagai etnis yang ada di kaltara diberikan kesempatan untuk tampil, seperti kukuy dari etnis Agabag selalu ditampilkan karena sudah mendapat rekor muri dunia pada perhelatan ilau ke – 9 di Binter tahun 2022.

Peserta kukuy menggunakan bahasa alam, halus dan memiliki makna yang sakral, bait bait kukuy banyak berkisah tentang kehidupan nenek moyang Agabag dimasa yang lampau seperti waktu berperang (mengayau), mencari nafkah, kehidupan sosial budaya, dan suasana kehidupan yang sulit. Karena itu generasi muda Agabag diharuskan terus menghidupkan supaya tidak punah dan ditelan zaman, tambah Alson.

Demikian juga tarian gong, yang dibawakan oleh pelajar dan mahasiswa Agabag Nunukan, mereka mengelaborasi dengan tarian tradisional modern, tutup Alson.

Penampilan peserta kukuy dan tarian gong ini sontak mendapat perhatian khusus dari kadis pariwisata provinsi Kalimantan Utara, dia berharap kukuy dan tarian gong ini terus dihidupkan dan dilestarikan. Setelah itu kadis pariwisata Kaltara memberikan piagam penghargaan kepada kepala kepala adat Dayak Agabag kemudian dilanjutkan dengan sumazau diiringi lagu yang dibawah Manroy dan Ras Batikin, di podium Agatis, kamis (02/11/2023) Roni Duman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *