Wamena (dj-pro.org) – Musa Asso, Kabid pendidikan Prov. Papua Pegunungan mengatakan, hari ini kami menggelar kegiatan pembekalan dan pelepasan 95 siswa-siswi program afirmasi pendidikan menengah (ADEM) tahun ajaran 2023/2024, Sabtu (08/07/2023).
Asso mengatakan sesuai jadwal setelah pembekalan kegiatan, mereka diberangkatkan minggu 09 Juli 2023 lalu, menuju ke kota studi. Intinya program afirmasi pendidikan menengah ADEM tahun ajaran ini, berangkat di tiga provinsi Denpasar Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Kami pemprov Papua Pegunungan merasa bangga kepada puslatdik kemendikbud, program ini diselenggarakan sejak tahun 2013 – 2023 menjadi 11 tahun, sehingga anak-anak di biayai oleh kementerian. Jadi tahun ini angkatan ke XI,” katanya.
Asso berharap pergi dengan kosong tetapi 3 tahun selesai, pulang membawa bekal, menimpa ilmu seperti itu. Pendidikan itu intinya merubah tingkah laku dan perilaku hidup. Belajar tekun, membawa prestasi dan hasil yang baik, supaya membanggakan keluarga.
“Tahun ini pemprov hanya membackup, perekrutan sepenuhnya dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten. Setelah menginformasikan pembukaan pendaftaran untuk perekrutan afirmasi pendidikan menengah ADEM dan Afirmasi pendidikan tinggi ADIK,” katanya.
Asso menjelaskan laksanakan kegiatan saat ini afirmasi pendidikan menengah ADEM, tahapan awal ketika lakukan pembukaan pendaftaran sebagian dinas Pendidikan kabupaten ikut tahapan tetapi, ada yang tidak merekrut sama sekali.
“Sebenarnya menjemput kesempatan yang diberikan ini, dinas pendidikan kabupaten harus proaktif, informasi tersalurkan ke sekolah. Sehingga sekolah bisa menyampaikan kepada siswa yang berminat masuk jalur ini,” jelasnya.
Asso menekankan sekolah memfasilitasi anak-anak ke dinas pendidikan kabupaten untuk didaftarkan, tetapi hal itu tidak terjadi. Sehingga pihaknya sebagai kepala bidang menangani program untuk tahun ini merasa rugi.
“Kuato diberikan kepada kabupaten untuk tahun ini sama sekali tidak merekrut itu, seperti kabupaten lani Jaya. Kelemahan ada dimana mungkin siswa tidak berminat mendaftar melalui jalur ADEM, atau ada dalam situasi keamanan tidak nyaman,” katanya.
Asso menuturkan jadi ada perasaan traumatis itu pihaknya tidak percaya, sebenarnya kembali ke dinas terkait. Untuk menyalurkan informasi tanggal melakukan pembukaan pendaftaran. Sehingga terjadi seperti itu, kabupaten tidak akomodir itu kelemahan pemerintah.
“Pihaknya mengakui tidak memenuhi kuato di wilayah Papua Pegunungan, akses jaringan yang kurang baik. Sehingga informasi tidak tersampaikan, apalagi sekolah yang berada di balik gunung itu menjadi kendala,” tuturnya.
Asso menjelaskan sehingga yang tersalurkan akses sekitar perkotaan, sebab itu pihaknya sebagai kepala bidang pendidikan, merasa kuato yang diberikan 95 itu hanya berlalu seperti begitu.
“Bagaimana caranya supaya kuato itu tetap terakomodir, untuk wilayah Papua Pegunungan maka pihaknya berusaha, dia bersyukur hampir 99% terealisasi,” jelasnya.
Sementara itu, Samuel Pabundu, mewakili orang tua siswa mengatakan, kendala yang dihadapi anak-anak saat pendaftaran terutama ada yang memiliki kartu keluarga dan tidak. Sehingga kami menyarankan kepada orang tua mengurus saat mereka kelas I atau II SMP itu lebih baik.
Pabundu berharap kepada kord. Provinsi Denpasar Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur terima anak-anak kami apa adanya, ada dari kota dan kecamatan. Belum mempunyai no whatsapp, alamat email. Tolong dibantu dan dibimbing dengan sabar seperti itu.
“Kami berharap anak-anak belajar menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru, sehingga apapun yang disampaikan oleh kordinator dan sekolah bisa mengikuti dengan baik. 95 anak ini kembali 3 tahun kedepan,” jelasnya.
Pabundu menjelaskan generasi Papua Pegunungan tamat dari ADEM bisa melanjutkan ke program ADIK, Jadi ini peluang, kalau selesai di ADEM ada peluang untuk mendaftar ke ADIK.
“Jangan terpengaruh dengan yang lain, terutama perempuan mempunyai pacar itu jangan dulu, selama 3 tahun fokus belajar, pendidikan bagus banyak yang mau itu pasti,” tutupnya. (0012Isak)